MAKALAH
JENIS, MANFAAT,
dan CARA PENGGUNAAN ALAT KESEHATAN dalam PELAYANAN KEPERAWATAN
Disusun
Untuk Memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Dasar
Yang Di Bimbing Oleh:
Bu Erna Eka Agustina Hidayat,S.Kep.Ns.MM.Kes
Yang Di Bimbing Oleh:
Bu Erna Eka Agustina Hidayat,S.Kep.Ns.MM.Kes
Kelas : 1 C
Oleh:
Kelompok 4
1.
LENY FIDIYAWATI (15.102)
2.
FIRDHA CAHYA P (15.096)
3.
HILDA NOVI AJENG K (15.097)
4.
M YUSRON (15.105)
5.
MUKHAMAD RIZAL Z. (15.116)
6.
RIA WATI (15.121)
7.
TRIAS PUTRI M. (15.127)
AKADEMI KEPERAWATAN PEMKOT PASURUAN
Semester I
Tahun
pelajaran 2015-2016
Jalan KH. Mansyur No. 207 Pasuruan
Telp. 0343
(426730), Fax. 0343 (426730)
KATA
PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktunya. Makalah yang berjudul “Jenis,
Manfaat dan Cara Penggunaan Alat Kesehatan dalam Pelayanan Keperawatan” yaitu
mahasiswa Akademi Keperawatan semester I yang mana merupakan penugasan yang
harus diselesaikan untuk memenuhi penugasan oleh Dosen. Tidak lupa juga saya
ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca, demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir
kata kami mengucapkan banyak terima kasih. Dan semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan kepada mahasiswa dan masyarakat.
Pasuruan
, 21 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.........................................................................
i
DAFTAR ISI.......................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................
1
1.1
Latar Belakang..........................................................
1
1.2
Rumusan Masalah.....................................................
2
1.3
Tujuan
Masalah......................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................. 3
2.1 Pengertian alat kesehata............................................
3
2.2 Jenis
dan Tipe Alat Kesehatan.................................. 3
2.3 Manfaat
dan Fungsi Alat Kesehatan......................... 3
2.4 Prinsip dan
Prosedur Penggunaan Alat Keshatan..... 11
2.5 Prinsip
Aseptik dan Antiseptik pada Alat Kesehatan12
2.6 Pengertian Sterilisasi.................................................
13
2.7 prinsip dan cara pelaksanaan
perawatan ( membersikan,
sterilisasi
) dan penyimpanan alat..............................17
BAB III PENUTUP............................................................................
27
3.1 Kesimpulan...............................................................
27
3.2 Saran.........................................................................
27
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................
28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Banyak penyakit yang menganggu kelangsungan hidup
masyarakat banyak. Penyakit-penyakit ini bukan hanya muncul dikarenakan
keteledoran dari pada pengidap itu sendiri. Melainkan juga dari lingkungan luar
yang ada di sekitarnya. Biasanya para pasien yang ada di rumah sakit paling
gampang tertular dengan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan
kehidupannya sendiri.
Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama
bekerja di ruang praktikum mikrobiologi adalah sterilisasi. Bahan atau
peralatan yang digunakan harus dalam keadaan steril. Sterilisasi adalah proses
penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme
yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau
proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.
Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk
kehidupan terutama mikroorganisme disebut sterilisasi. Adanya pertumbuhan
mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan
tidak sempurnanya sterilisasi.
Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe
mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membrane
mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi,2006).
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik, kimia dan
mekanik. Setiap proses (baik fisika, kimia maupun mekanik) yang membunuh
semua bentuk kehidupan terutama mikrooranisme disebut dengan sterilisasi.
Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih
berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung
sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari
kehidupan mikroba, akan diluluhkan (Cappuccino, 1983).
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium
yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme.
Zat hara digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel,
keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan. Lazimnya, medium
biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon,
nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya.
Dalam bahan dasar medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa
asam amino, vitamin, atau nukleotida (Lim, 1998).
1.2 Rumusan Masalah
- Apa saja Jenis dan Tipe Alat Kesehatan?
- Apa saja Manfaat dan Fungsi Alat Kesehatan?
- Apa Prinsip dan Prosedur Penggunaan Alat Keshatan?
- Apa Prinsip Aseptik dan Antiseptik pada Alat Kesehatan?
- Bagaimana Perawatan alat-alat steril?
- Apa Pengertian Sterilisasi
- Penyimpanan alat alat yag telah disterilkan?
1.3
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah ;
1.
Agar pembaca mengetahui apa Jenis
dan Tipe Alat Kesehatan
2.
Agar pembaca mengetahui apa Manfaat
dan Fungsi Alat Kesehatan
3.
Agar pembaca mengetahui apa saja
prinsip dan prosedur penggunaan alat
4.
Agar pembaca mengetaui Prinsip
Aseptik dan Antiseptik pada Alat Kesehatan
5.
Agar pembaca mengetahui Bagaimana Perawatan alat-alat steril
6.
Agar pemaca mengetahi Pengertian
Sterilisasi
7.
Agar pembaca mengetahui cara Penyimpanan
alat alat yag telah disterilkan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis
dan Tipe Alat Kesehatan
1. Alat dari kaca : Tabung
reaksi
2. Alat dari logam : Refleks hammer
3. Alat dari plastic : Infus set
4. Alat dari kain : Sprei
5. Alat dari bahan campuran : Pipet
6.
Alat dari karet :
Cathether
2.2 Manfaat dan Fungsi Alat
Kesehatan
1.
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi adalah sebuah tabung yang terbuat
dari sejenis kaca atau plastik yang dapat menahan perubahan temperatur dan
tahan terhadap reaksi kimia. Tabung Reaksi ada yang dilengkapi dengan tutup ada
juga yang tanpa tutup. Terdiri dari berbagai ukuran tergantung kebutuhan.
Tabung Reaksi disebut juga Test Tube atau Culture tube. Culture Tube adalah
tabung reaksi tanpa bibir yang biasanya digunakan untuk pembiakan
mikroorganisme dalam medium cair.
Fungsi tabung reaksi Antara lain adalah:
-Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
-Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
-Sebagai tempat perkembangbiakan mikroba dalam media cair
Seperti dengan namanya, fungsi tabung reaksi adalah sebagai tempat dimana kita mereaksikan bahan kimia dalam laboratorium. Alat ini terbuat dari bahan kaca bening sehingga proses reaksi kimia didalam tabung ini dapat terlihat jelas oleh analis. Tabung ini juga mempunyai sifat tahan terhadap panas / api, karena seperti kita ketahui beberapa proses reaksi kimia berjalan dengan membutuhkan panas. Beberapa macam reaksi yang biasanya menggunakan tabung ini adalah reaksi oksidasi / reaksi reduksi.
Tabung reaksi mempunyai variasi ukuran baik dari segi panjang ataupun diameternya, untuk itu kita harus memastikan tujuan penggunaan dari tabung ini sebelum membelinya. Berikut ini adalah beberapa varian dari panjang tabung ini yaitu 23 ; 12 ; 14 ; 22 ; 15 ; 16 ; 11 centimeter, sedangkan untuk diameternya bervariasi dari 2.2 ; 1 ; 1.2 ; 1.9 ; 1.6 centimeter. Selain dari ukuran, tabung ini juga ada 2 macam yaitu dilengkapi dengan tutup dan tidak dilengkapi dengan tutup.
Untuk mempermudah pekerjaan di laboratorium kimia, dalam penggunaan tabung reaksi ini biasanya kita juga menggunakan rak tabung reaksi dan penjepit tabung reaksi yang juga dijual dalam berbagai ukuran.
tabung reaksi merupakan salah satu alat yang diperlukan pada setiap percobaan kimia, karena itu kita sering menjumpai alat peraga sikat tabung reaksi ini di laboratorium kimia. Fungsi utama dari sebuah pipet sikat tabung reaksi ini adalah membersihkan tabung reaksi, gelas ukur, labu ukur dan lain-lain setelah digunakan.
Fungsi tabung reaksi Antara lain adalah:
-Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
-Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
-Sebagai tempat perkembangbiakan mikroba dalam media cair
Seperti dengan namanya, fungsi tabung reaksi adalah sebagai tempat dimana kita mereaksikan bahan kimia dalam laboratorium. Alat ini terbuat dari bahan kaca bening sehingga proses reaksi kimia didalam tabung ini dapat terlihat jelas oleh analis. Tabung ini juga mempunyai sifat tahan terhadap panas / api, karena seperti kita ketahui beberapa proses reaksi kimia berjalan dengan membutuhkan panas. Beberapa macam reaksi yang biasanya menggunakan tabung ini adalah reaksi oksidasi / reaksi reduksi.
Tabung reaksi mempunyai variasi ukuran baik dari segi panjang ataupun diameternya, untuk itu kita harus memastikan tujuan penggunaan dari tabung ini sebelum membelinya. Berikut ini adalah beberapa varian dari panjang tabung ini yaitu 23 ; 12 ; 14 ; 22 ; 15 ; 16 ; 11 centimeter, sedangkan untuk diameternya bervariasi dari 2.2 ; 1 ; 1.2 ; 1.9 ; 1.6 centimeter. Selain dari ukuran, tabung ini juga ada 2 macam yaitu dilengkapi dengan tutup dan tidak dilengkapi dengan tutup.
Untuk mempermudah pekerjaan di laboratorium kimia, dalam penggunaan tabung reaksi ini biasanya kita juga menggunakan rak tabung reaksi dan penjepit tabung reaksi yang juga dijual dalam berbagai ukuran.
tabung reaksi merupakan salah satu alat yang diperlukan pada setiap percobaan kimia, karena itu kita sering menjumpai alat peraga sikat tabung reaksi ini di laboratorium kimia. Fungsi utama dari sebuah pipet sikat tabung reaksi ini adalah membersihkan tabung reaksi, gelas ukur, labu ukur dan lain-lain setelah digunakan.
Kegunaan
Tabung Reaksi atau Test Tube
Tabung reaksi atau Test Tube
banyak digunakan oleh ahli kimia untuk menahan, campuran, atau jumlah kecil
panas bahan kimia padat atau cair, terutama untuk percobaan kualitatif dan tes.
Putaran bawah dan sisi lurus
meminimalkan kehilangan massa ketika menuangkan, membuat mereka lebih mudah
untuk membersihkan, dan memungkinkan pemantauan nyaman dari isi. Panjang, leher
sempit memperlambat penyebaran uap dan gas ke lingkungan.
Sebuah tabung reaksi atau Test tube diisi dengan air dan terbalik ke dalam gelas berisi air sering digunakan untuk menangkap gas, misalnya dalam demonstrasi elektrolisis.
Sampel darah manusia dikumpulkan untuk tes darah.
Tabung biakan sering digunakan dalam biologi untuk penanganan dan kultur semua jenis organisme hidup, seperti jamur, bakteri, bibit, stek tanaman, dll, dan dalam bidang kedokteran dan forensik untuk menyimpan sampel darah atau cairan lainnya.
Sebuah tabung reaksi dengan stopper sering digunakan untuk penyimpanan sementara sampel kimia atau biologi.
Tabung reaksi biasanya diselenggarakan di tujuan khusus rak, klem, atau penjepit. Beberapa rak untuk Test Tube biakan dirancang untuk menahan Test Tube dalam posisi hampir horisontal, sehingga untuk memaksimalkan permukaan media kultur dalam.
Tabung reaksi kadang-kadang dimanfaatkan untuk penggunaan kasual di luar lingkungan laboratorium, misalnya sebagai vas bunga, gelas untuk gambar lemah tertentu, atau wadah untuk rempah-rempah.
Dimana sejumlah besar tes dijalankan atau hanya sejumlah kecil tersedia untuk pengujian, atau keduanya, piring mikro, piring manotiter, atau piring picotiter sering digunakan sebagai tabung reaksi kecil.
Sebuah tabung reaksi atau Test tube diisi dengan air dan terbalik ke dalam gelas berisi air sering digunakan untuk menangkap gas, misalnya dalam demonstrasi elektrolisis.
Sampel darah manusia dikumpulkan untuk tes darah.
Tabung biakan sering digunakan dalam biologi untuk penanganan dan kultur semua jenis organisme hidup, seperti jamur, bakteri, bibit, stek tanaman, dll, dan dalam bidang kedokteran dan forensik untuk menyimpan sampel darah atau cairan lainnya.
Sebuah tabung reaksi dengan stopper sering digunakan untuk penyimpanan sementara sampel kimia atau biologi.
Tabung reaksi biasanya diselenggarakan di tujuan khusus rak, klem, atau penjepit. Beberapa rak untuk Test Tube biakan dirancang untuk menahan Test Tube dalam posisi hampir horisontal, sehingga untuk memaksimalkan permukaan media kultur dalam.
Tabung reaksi kadang-kadang dimanfaatkan untuk penggunaan kasual di luar lingkungan laboratorium, misalnya sebagai vas bunga, gelas untuk gambar lemah tertentu, atau wadah untuk rempah-rempah.
Dimana sejumlah besar tes dijalankan atau hanya sejumlah kecil tersedia untuk pengujian, atau keduanya, piring mikro, piring manotiter, atau piring picotiter sering digunakan sebagai tabung reaksi kecil.
2.
Reflex Hammer
Reflex Hammer (palu refleks)
digunakan untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-bagian tertentu tubuh
kita, biasanya lutut kita.
Fungsi Alat REFLEX HAMMER. Reflex hammer atau palu refleks
digunakan untuk memeriksa kemampuan reflesi dari bagian-bagian tertentu tubuh
kita, biasanya lutut kita.
Seperti
kita ketahui refleksi adalah suatu reaksi tubuh atau bagian tubuh kita yang
tidak sengaja,yang terjadi karena adanya suatu rangsangan dari luar terus
melalui syaraf-syaraf perasa ke pusat reflex, yang kemudian menyalurkan ke
syaraf penggerak dan otot-otot yang terus membuat gerakan-gerakan reflex itu.
Oleh sebab itu Alat REFLEX HAMMER ini biasanya digunakan oleh dokter spesialis
syaraf untuk mendeteksi sejauh mana fungsi refleks dan biasanya alat ini
berbentuk seperti palu.
Reflex
Hammer/palu refleks merupakan alat medis yang digunakan oleh dokter untuk
menguji refleks tendon dalam/lutut. Pengujian refleksitas pasien merupakan
bagian penting dari pemeriksaan fisik neurologis untuk mendeteksi kelainan pada
sistem saraf pusat atau perifer.
Alat
ini berbentuk segitiga/tailor digunakan untuk memeriksa kemampuan refleksi dari
bagian-bagian tubuh. Gagangnya terbuat dari besi stanless. Palu terbuat dari
karet yang lembut sehingga tidak menyakitkan bagi pasien.
Fungsi
Dari Penggunaan Alat reflex hammer adalah
- Untuk memancing reaksi dan refleks, karena pengujian reflek bagian penting dari pemeriksaan fisik
- Untuk mendeteksi kelainan dalam sistem saraf pusat atau perifer
Infus Set adalah alat yang digunakan oleh
petugas medis untuk melakukan pemasangan infus.
Infus Set terbagi 2, yaitu :
·
Infus Set Mikro, yaitu infus set yang mampu
menampung cairan sekitar 60 ml / tetes
- Infus Set Makro, yaitu infus set yang digunakan untuk pasien yang membutuhkan cairan dalam volume yang besar, sekitar 100 – 1000 ml.
Selang infus ini fungsinya untuk jalan masuk
cairan. sesuai namanya infus set digunakan untuk khusus cairan infus kalau
transet gunanya untuk tranfusi. infus set tidak bisa digunakan untuk transet
dan transet bisa digunakan untuk infus set, perbedaanya di saringnya kalau
transet ada saringanya kalau infus set tidak ada. gambar disamping adalah infus
set.
4.
Sprei
Bed sheet atau sprei adalah kain
lembaran untuk menutupi kasur. Biasanya Bedsheet diletakan untuk menutupi kasur
yang disebut sprei pertama setelah itu ada satu lembaran lagi untuk menutupi
sprei itu sendiri yang berfungsi agar sprei tetap rapi dan terhindar dari debu
jika tempat tidur tidak digunakan untuk beberapa lama.
Selanjutnya mengikuti perkembangan kebutuhan saat ini banyak terdapat asesoris tempat tidur yang digunakan untuk berbagai pertimbangan kenyamanan , keindahan , dan segi praktis dalam pemakaian serta perawatan .
Asesoris itu teridri apa yang disebut Selimut(Blankets), comforters(Quilt cover),dan bed covers yang diletakan diatas sprei .
Bed sheets atau sprei dibuat dalam 2 macam yaitu berupa lembaran (flat) atau yang pas di kasur (fitted). Sprei lembaran sangatlah simple bentuknya persegi empat sesuai dengan ukuran kasur ditambah beberapa cm untuk bias disisipkan ke kasur, biasanya sprei jenis ini dipergunakan untuk rumah sakit atau hotel, sedangkan sprei fitted dilengkapi dengan karet elastik di ke empat sudut dibagian bawah kasur, sprei jenis ini sangat lah praktis dalam pemasangan dan pemakaian nya karena sprei akan terjaga kerapihan nya sepanjang hari.
Sprei sprei yang sangat biasa dipergunakan biasanya berwarna putih, sampai saat ini baik Hotel maupun Rumah sakit masih menggunakan warna putih,tetapi untuk pemakaian rumah tangga atau apartement biasanya menggunakan warna warni, print bunga atau design design tertentu.
Kwalitas dari kain sprei ditentukan oleh konstruksi benang atau kerapatan benang per meter persegi. (tread count).Pada umumnya tread count yang lebih tinggi biasanya tebih tebal atau lebih rapat, sedangkan tread count lebih rendah akan terasa lebih halus .
Selanjutnya mengikuti perkembangan kebutuhan saat ini banyak terdapat asesoris tempat tidur yang digunakan untuk berbagai pertimbangan kenyamanan , keindahan , dan segi praktis dalam pemakaian serta perawatan .
Asesoris itu teridri apa yang disebut Selimut(Blankets), comforters(Quilt cover),dan bed covers yang diletakan diatas sprei .
Bed sheets atau sprei dibuat dalam 2 macam yaitu berupa lembaran (flat) atau yang pas di kasur (fitted). Sprei lembaran sangatlah simple bentuknya persegi empat sesuai dengan ukuran kasur ditambah beberapa cm untuk bias disisipkan ke kasur, biasanya sprei jenis ini dipergunakan untuk rumah sakit atau hotel, sedangkan sprei fitted dilengkapi dengan karet elastik di ke empat sudut dibagian bawah kasur, sprei jenis ini sangat lah praktis dalam pemasangan dan pemakaian nya karena sprei akan terjaga kerapihan nya sepanjang hari.
Sprei sprei yang sangat biasa dipergunakan biasanya berwarna putih, sampai saat ini baik Hotel maupun Rumah sakit masih menggunakan warna putih,tetapi untuk pemakaian rumah tangga atau apartement biasanya menggunakan warna warni, print bunga atau design design tertentu.
Kwalitas dari kain sprei ditentukan oleh konstruksi benang atau kerapatan benang per meter persegi. (tread count).Pada umumnya tread count yang lebih tinggi biasanya tebih tebal atau lebih rapat, sedangkan tread count lebih rendah akan terasa lebih halus .
5.
Pipet
Pipet adalah salah
satu alat Laboratorium yang umum digunakan. Pipet mempunyai ukuran yang kecil
dan biasanya terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta
ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala
tetesan kecil.
Terkadang pada proses penelitian
kita diharuskan memindahkan cairan yang volumenya tidaklah terlalu besar,
disaat itu lah kita membutuhkan pipet yang dapat memindahkan cairan
yang tidak besar volumenya dari satu wadah ke wadah lainnya.
Pemindahan cairan dengan
menggunakan pipet memang membutuhkan waktu yang agak lama, karena biasanya kita
harus menggunakan pipet jenis pipet tetes yang memiliki volume maksimal tidak
lebih dari 5ml. tapi demi hasil ukuran yang sesuai kita harus tetap menggunakan
pipet tetes .
Pipet tetes memiliki berbagai bentuk
ukuran mulai dari yang terkecil 1ml, hingga ukuran pipet tetes yang paling
besar yaitu 5ml.
Jenis-jenis Pipet dan fungsinya.
- Pipet
(pipette, pipettor, chemical dropper)
Befungsi untuk memindahkan sejumlah cairan. Pipet tersedia untuk berbagai jenis penggunaan dengan berbagai tingkatan akurasi dan presisi. Pipet dengan ukuran volume 1 hingga 1000 ?l dinamakan mikropipet (micropipettes), sedangkan ukuran volume yang lebih besar dinamakan dengan makropipet (macropipettes) - Pipet
ukur (measuring pipette)
Pipet Ukur berfungsi untuk memindahkan larutan dengan berbagai ukuran volume - Pipet
volume (volume pipette)
Pipet Volume berfungsi untuk memindahkan larutan dan hanya memiliki satu ukuran volume - Pipet
tetes (drop pipette)
Pipet tetes berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes. - Pipet Buret
Pipet buret berfungsi untuk
mengukur banyaknya cairan yang dikeluarkan saat titrasi
6.
Cathether
Kateter
adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan.
Kateter terutama terbuat dari bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silikon
Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang berubah-ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal
Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.
Jadi Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan (Hidayat, 2006). Tindakan pemasangan kateter urin dilakukan dengan memasukan selang plastik atau karet melalui uretra ke dalam kandung kemih. Kateter memungkinkan mengalirnya urin yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu mengontrol perkemihan atau klien yang mengalami obstruksi. Kateter juga menjadi alat untuk mengkaji pengeluaran urin per jam pada klien yang status hemodinamiknya tidak stabil (Potter dan Perry, 2002 ).
Kateter terutama terbuat dari bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silikon
Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang berubah-ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal
Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.
Jadi Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan (Hidayat, 2006). Tindakan pemasangan kateter urin dilakukan dengan memasukan selang plastik atau karet melalui uretra ke dalam kandung kemih. Kateter memungkinkan mengalirnya urin yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu mengontrol perkemihan atau klien yang mengalami obstruksi. Kateter juga menjadi alat untuk mengkaji pengeluaran urin per jam pada klien yang status hemodinamiknya tidak stabil (Potter dan Perry, 2002 ).
Jenisnya
:
·
Nelaton Cathether :
terbuat dari latex/ karet
·
Metal Cathether : terbuat
dari stainlesstil
·
Balloon Cathether/
Foley Cathether : terbuat dari latex/ karet dilengkapi dengan balon
dengan cara menyutikan aqua pada ventilnya bila telah masuk agar Cathether
tidak copot.
2.3 Prinsip dan
Prosedur Penggunaan Alat Keshatan
1.
Tabung reaksi
Prinsip
kerja: Yaitu sebagai tempat dimana kita
mereaksikan bahan kimia dalam laboratorium
2.
Refleks hammer
Prinsip
kerja : Yaitu digunakan
untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-bagian tertentu tubuh kita,
biasanya lutut kita.
3.
Infus set
Prinsip
kerja : Yaitu digunakan
oleh petugas medis untuk melakukan pemasangan infus.
4.
Sprei
Prinsip
kerja : Yaitu digunakan untuk menutupi kasur
5.
Pipet
Prinsip
kerja : Yaitu digunakan dalam pengujian-pengujian biologi molekul, kimia
analitik, juga kedokteran
6. Cathether
Prinsip kerja : Yaitu digunakan
untuk mengeluarkan/ pengambilan urine
2.4 Prinsip Aseptik dan
Antiseptik pada Alat Kesehatan
·
Aseptik adalah mencegah terjadinya kontaminasi oleh
mikroorganisme pada jaringan bahan dan alat steril
Prinsip-Prinsip tindakan aseptik yang umum :
Semua
benda yang menyentuh kulit yang luka atau dimasukkan ke dalam kulit untuk
menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuh, atau yang dimasukkan ke dalam rongga badan
yang dianggap steril haruslah steril.
1. Jangan sekali-kali
menjauhi atau membelakangi tempat yang steril.
2. Peganglah
objek-objek yang steril, setinggi atas pinggang dengan demikian objek-objek itu
selalu akan terlihat jelas dan ini mencegah terjadinya kontaminasi diluar
pengawasan.
3. Hindari
berbicara, batuk, bersin atau menjangkau suatu objek yang steril.
4. Jangan sampai
menumpahkan larutan apapun pada kain atau kertas yang sudah steril.
5. Bukalah
bungkusan yang steril sedemikian rupa, sehingga ujung pembungkusnya tidak
mengarah pada si petugas.
6. Objek yang
steril menjadi tercemar, jika bersentuhan dengan objek yang tidak steril.
7. Cairan
mengalir menurut arah daya tarik bumi, jika forcep dipegang sehingga cairan
desinfektan menyentuh bagian yang steril, maka forcep itu sudah tercemar.
·
Antiseptik adalah mencegah terjadiya infeksi dengan
menghambat atau menghancurkan tumbuhnya organism pathogen dalam luka.
Penggunaan desinfektan / antiseptic :
1. Desinfeksi
kulit secara umum (Pre Operasi) dengan larutan savlon 1:30 dalam alkohol 70%.
Hibiscrup 0,5% dalam alkohol 70%.
2. Desinfeksi
tangan dan kulit dengan Chlorrhexidine 4% (hibiscrup) minimal 2 menit
3. Untuk kasus
Obgin (persiapan partus, vulva hygiene, neonatal hygiene). Hibiscrup 0,5% dalam
Aquadest Savlon 1:300 dalam aqua hibiscrup
2.5 Pengertian
Sterilisasi
Steralisasi
adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua, baik bentuk
vegetatif maupun bentuk spora. Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang
mikrobiologi untuk mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk
mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk
menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam
bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga penting. Steralisasi juga dikatakan
sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora
yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom,
menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain
sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2,
O2), dan radiasi ionnisasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
steralisasi di antaranya:
·
Sterilisator (alat untuk mensteril)
harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi
·
Peralatan yang akan di sterilisasi
harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan menyebutkan jenis peralatan,
jumlah dan tanggal pelaksanaan sterilisasi
·
Penataan alat harus berprinsip bahwa
semua bagian dapat steril
·
Tidak boleh menambah peralatan dalam
sterilisator sebelum waktu mensteril selesai
·
Memindahklan alat steril ke dalam
tempatnya dengan korentang steril
·
Saat mendinginkan alat steril tidak
boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka harus dilakukan sterilisasi ulang.
Metode Sterilisasi
Sterilisasi secara Fisik
Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama
sterilisasi dengan bahan kimia tidak akan berubah akibat temperatur tinggi dan
tekanan tinggi. Cara membunuh mikroorganisme tersebut adalah dengan panas.
Berikut penjelasan mengenai cara membunuh mikroorganisme :
1.
Pemanasan kering
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan
mengalami dehidrasi sampai kering dan selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari
udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati. Digunakan pada benda atau
bahan yang tidak mudah menjadi rusak, tidak menyala, tidak hangus atau tidak
menguap pada suhu tinggi. Umumnya digunakan untuk senyawa yang tidak efektif
untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak mineral,
gliserin (berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan serbuk yang
tidak stabil dengan uap air. Metode ini efektif untuk mensterilkan alat-alat
gelas dan bedah. Contohnya alat ukur dan penutup karet atau plastik. Selain
itu, bahan atau alat harus dibungkus, disumbat atau ditaruh dalam wadah
tertututp untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven.
2.
Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau
denaturasi protein penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh
mikroba. Sterilisasi uap dilakukan menggunakan autoklaf dengan prinsipnya
memakai uap air dalam tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi
biasanya 121℃, tekanan
yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm.
Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air
disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari
volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama akan
menyebabkan :
- Penguraian gula
- Degradasi vitamin dan asam-asam amino
- Inaktifasi sitokinin zeatin riboside
- Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar
Bila ada kelembapan, bakteri akan terkoagulasi dan
dirusak pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan jika tidak ada
kelembapan. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah terjadinya
denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organisme tersebut.
Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk
sterilisasi sediaan farmasi dan bahan-bahan lain yang tahan terhadap temperatur
yang dipergunakan dan tahan terhadap penembusan uap air, larutan dengan pembawa
air, alat-alat gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastic serta
media untuk pekerjaan mikrobiologi. Uap jenuh pada suhu 121oC mampu
membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2
menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan
pemanasan.
1.
Pemanasan dengan Bakterisida
Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau
suspensi obat yang tidak stabil dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk
larutan obat injeksi intravena dosis tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal,
atau intrasisternal. Larutan yang ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam
wadah bersegel pada suhu 100 oC selama 10 menit di dalam
pensteril uap atau penangas air. Bakterisida yang digunakan 0,5% fenol, 0,5%
klorobutanol, 0,002 % fenil merkuri nitrat dan 0,2% klorokresol.
2.
Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum
spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif
mikroorganisme tetapi tidak sporanya.
3.
Pemijaran
Dengan cara membakar alat pada api secara langsung,
contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dan sebagainya.
Sterilisasi dengan radiasi
Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan
langsung mengenai DNA dari inti sel sehingga mikroba mengalami
mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan atau produk yang peka terhadap
panas (termolabil). Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang
elektromagnetik (sinar x, sinar γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan β).
Sterilisasi dengan radiasi digunakan untuk bahan atau produk dan alat-alat
medis yang peka terhadap panas (termolabil).
1.
Tyndalisasi
Konsep kerja metode ini mirip dengan mengukus. Bahan
yang mengandung air dan tidak tahan tekanan atau suhu tinggi lebih tepat
disterilkan dengan metode ini. Misalnya susu yang disterilkan dengan suhu
tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan pada suhu
bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis. Tyndalisai merupakan proses
memanaskan medium atau larutan menggunakan uap selama 1 jam setiap hari selama
3 hari berturut- turut
2.
Pasteurisasi
Proses pemanasan pada suhu dan waktu tertentu (650C
selama 30’ atau 720C selama 15’ untuk membunuh pathogen yang
berbahaya bagi manusia.
3.
Sterilisasi secara Kimia
Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik
kimia. Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan
tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa
senyawa bersifat iritatif, dam kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia
yang dapat di pakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa klorin,
yodium), alkohol, fenol, hydrogen peroksida, zat warna ungu Kristal, derivate
akridin, rosalin, deterjen, logam-logam berat, aldehida, ETO, uap formaldehid
ataupun beta-propilakton (Volk, 1993)
4.
Sterilisasi secara Mekanik
Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan
penyaringan. Penyaringan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan
penyaring.
2.6
Prinsip dan Cara Pelaksanaan
Perawatan (membersihkan, sterillisasi) dan Penyimpanan Alat Kesehatan.
A.
Sterilisasi
Adalah suatu
tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya pada
peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi,
atau menggunakan bahan kimia.
Dalam ilmu bedah,
sterilisasi berarti memusnahkan semua mikroorganisme beserta sporanya,
sedangkan desinfeksi berarti memusnahkn semua mikroorganisme yang tidak
mempunyai spora, misalnya kuman-kuman. Desinfeksi biasanya dilakukan pada
pakaian, alat-alat linen, tempat tidur, alat buang air kecil dan besar, dan
sebagainya.
Metode sterilisasi pada dasarnya
dapat ditempuh melalui tiga cara yaitu:
1. Secara
fisika
Yaitu
dimana proses sterilisasi mengunakan hukum fisika yaitu dengan :
- Pemanasan kering
Prinsipnya
adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering.
Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya
mati.
a. Udara
panas oven
Digunakan
untuk sterilisasi alat gelas yang tidak berskala, alat bedah, minyak lemak,
parafin, petrolatum, serbuk stabil seperti talk, kaolin, ZnO. Suhu sterilisasi
yang digunakan adalah 170oC selama 1 jam, 160oC selama 2 jam, 150oC
selam 3 jam.
b. Pemijaran
langsung
Digunakan
untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari porselen, tidak cocok
untuk alat yang berlekuk karena pemanasannya tidak rata.
c. Minyak
dan penangas lain
Digunakan
untuk sterilisasi alat bedah seperti gunting bedah sebagai lubrikan menjaga
ketajaman alat, bahan kimia stabil dalam ampul.
-
Pemanasan basah
Prinsipnya
adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun tubuh mikroba
sehingga dapat membunuh mikroba.
a. Uap
bertekanan (autoklaf)
Digunakan
untuk sterilisasi alat gelas, larutan yang dimaksudkan untuk diinjeksikan ke
dalam tubuh, alat berskala, bahan karet. Waktu yang dibutuhkan untuk
sterilisasi larutan suhu 121oC adalah 12 menit. Uap jenuh pada suhu 121oC mampu
membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2
menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan
pemanasan.
b. Pemanasan
dengan bakterisida
Digunakan
untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil dalam
autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis
tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau intrasisternal.
c. Air
mendidih
Digunakan
untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan
darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak sporanya.
- Cara bukan panas
a. Sterilisasi
dengan radiasi
Prinsipnya
adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari inti sel
sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan atau
produk yang peka terhadap panas (termolabil). Ada dua macam radiasi yang
digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar γ) dan arus partikel
kecil (sinar α dan β).
2. Secara
kimia
a. Menggunakan
bahan kimia
Dalam
pensterilan digunakan bahan kimia seperti alkohol 96%, fenol 5%, selain
itu juga Aceton tab formalin, sulfur dioxida dan chlorin. Materi yang akan
disuci hamakan dibersihkan terlebih dahulu kemudian direndam dalam alkhohol
aceton atau tab formalin selama kurang lebih 24 jam.
b. Sterilisasi
gas
Dalam
pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen
oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton,
metilbromida, kloropikrin. Digunakan untuk sterilisasi bahan yang termolabil
seperti bahan biologi, makanan, plastik, antibiotik.
3. Metode
mekanik
a. Filtrasi
Digunakan untuk
sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan ini menggunakan filter
bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan tertahan
oleh pori-pori filter dan terpisah dari filtratnya
Pelaksanaan :
(1)Sterilisasi dengan cara rebus
Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih (1000C) dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.
(2)Sterilisasi dengan cara stoom
Mensterikan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain.
(3)Sterilisasi dengan cara panas kering
Mensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya peralatan logam yang tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu.
(4)Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kene panas. Misalnya sarung tangan, kateter, dan lain-lain.
Perhatian :
(1)Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.
(2)Peralatan harus bersih dan masigh berfungsi.
(3)Peralat yang dibungkus harus diberi label yang dengan jelas mencantumkan : nama, jenis peralatan, tanggal dan jam disterilkan.
(4)Menyusun peralatan didalam sterilisator harus sedemikian rupa, sehingga seluruh bagian dapat disterilkan.
(5)Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan setiap jenis peralatan harus tepat (dihitung sejak peralatan disterilkan).
(6)Dilarang memasukkan atau menambahkan peralatan lain kedalam sterilisator, sebelum waktu untuk mensterilkan selesai.
(7)Memindahkan peralatan yang sudah steril ketempatnya harus dengan korentang steril.
(8)Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus maupun tutupnya.
(9)Bila peralatan yang baru disterilkan terbuka, peralatan tersebut harus disterilkan kembali.
Pemeliharaan Peralatan Perawatan dan Kedokteran
Pengertian :
Melaksanakan pemeliharaan peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara membersihkan, mendesinfeksi atau mensterilkan serta menyimpannya.
Tujuan :
(1)Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai.
(2)Mencegah peralatan cepat rusak.
(3)Mencegah terjadinya infeksi silang.
(1)Sterilisasi dengan cara rebus
Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih (1000C) dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.
(2)Sterilisasi dengan cara stoom
Mensterikan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain.
(3)Sterilisasi dengan cara panas kering
Mensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya peralatan logam yang tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu.
(4)Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kene panas. Misalnya sarung tangan, kateter, dan lain-lain.
Perhatian :
(1)Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.
(2)Peralatan harus bersih dan masigh berfungsi.
(3)Peralat yang dibungkus harus diberi label yang dengan jelas mencantumkan : nama, jenis peralatan, tanggal dan jam disterilkan.
(4)Menyusun peralatan didalam sterilisator harus sedemikian rupa, sehingga seluruh bagian dapat disterilkan.
(5)Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan setiap jenis peralatan harus tepat (dihitung sejak peralatan disterilkan).
(6)Dilarang memasukkan atau menambahkan peralatan lain kedalam sterilisator, sebelum waktu untuk mensterilkan selesai.
(7)Memindahkan peralatan yang sudah steril ketempatnya harus dengan korentang steril.
(8)Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus maupun tutupnya.
(9)Bila peralatan yang baru disterilkan terbuka, peralatan tersebut harus disterilkan kembali.
Pemeliharaan Peralatan Perawatan dan Kedokteran
Pengertian :
Melaksanakan pemeliharaan peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara membersihkan, mendesinfeksi atau mensterilkan serta menyimpannya.
Tujuan :
(1)Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai.
(2)Mencegah peralatan cepat rusak.
(3)Mencegah terjadinya infeksi silang.
B.
Sterilisasi Alat Kesehatan dari Berbagai Bahan
1. STERILISASI
TERHADAP BAHAN BAKU KARET ( Hand Schoen)
Hand schoen atau
Sarung tangan dapat disterilkan dengan uap formalin atau dengan otoklaf.
Sebelum sarung tangan disterilkan, terlebih dahulu harus dibersihkan dengan
jalan mencuci dengan air dan sabun. Bila hendak memakai uap formalin, sarung
tangan yang telah siap, dimasukkan kedalam tromol atau stoples, lalu dimasukkan
beebrapa tablet formalin. Sarung tangan baru suci hama (steril) setelah terkena
uap formalin paling sedikit 24 jam. Sebaiknya disediakan beberapa buah stoples
atau tromol agar selalu ada sarung tengan yang steril. Sarung tangan dapat pula
dimasukkan ke dalam otoklaf untuk disterilkan.
2. STERILISASI
TERHADAP BAHAN BAKU LOGAM
Alat yang
terbuat dari logam sebelum disteril dicuci terlebih dahulu. Perbiasakan segera
mencuci alat-alat begitu selesai memakainya, agar kotoran yang melengket mudah
dibersihkan.
Alat-alat logam
seperti jarum suntik, pinset, gunting, jarum oprasi, scapel blede maupun tabung
reaksi mula-mula dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan kain
gaas. Setelah itu menggunakan metode pemanasan secara kering, agar suhu
mencapai 160oC, jarak waktu mencapai 1-2 jam, kemudian didiamkan agar suhu
turun perlahan-lahan.
3. STERILISASI
TERHADAP BAHAN BAKU KACA
Sterilisasi
bahan baku kaca sama dengan sterilisasi logam yaitu dengan menggunakan
pemanasan kering, selain itu bahan baku kaca juga sering disterilisasi dengan
menggunakan metode radiasi karena bahan baku kaca banyak menyerap bahan kaca
sehingga sterilisasi dengan radiasi sangat efektive, pelaksanaanya yaitu alat
bahan baku kaca dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang melekat kemudian
keringkan dengan udara setelah kering alat bahan baku kaca dimasukan ketempat
elektronik yaitu dengan katoda panas (emisi termis) yang mengeluarkan sinar
ultraviolet kemudian sinari kaca tersebut dengan sinar ultraviolet dengan
kekuatan kurang lebih 2500 s/d 2600 angstrom sehingga spora dan bakteri yang
melekat pada alat tersebut dapat terbakar.
4. STERILISASI
TERHADAP BAHAN BAKU KAIN ATAU MEDIA KULTUR ( kain doek)
Media kultur
yang akan disteril, terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran, kemudian kain
resebut dibungkus dengan kertas agar setelah steril dan dikeluarkan dari alat
sterilisator tidak terkontaminasi dengan kuman maupun bakteri lagi. Demikian
pula kain doek tersebut dibersihkan terlebih dahulu, setelah dibersihkan
bungkus dengan plastik terlebih dahulu sebelum sterilisasi, metode sterilisasi
yang akan dilakukan menggunakan metode pemanasan dengan uap air dan juga
dipengaruhi dengan tekanan (autoclave). Metode sterilisasi denga menggunakan
autoclave ini yaitu dengan adanya pertukaran anatara oksigen dan carbon
dioxida.
5. STERILISASI
TERHADAP BAHAN BAKU PLASTIK
Bahan baku
plastik misalnya mayo apabila disterilkan sebaiknya jangan menggunakan metode
pemanasan, oleh karna itu maka akan merubah bentuk dari plastik tersebut. Untuk
mensucikan alat dari bahan baku plastik sebaiknya mula-mula bersihkan terlebih
dahulu dengan menggunakan detergen, kemudian keringkan, setelah itu rendam
dalam larutan alkohol setelah itu cuci denga aquades lalu rendam dalam larutan
antiseptic
C.Perawatan
Alat Kesehatan dari Berbagai Bahan
1. PERAWATAN
ALAT DARI BAHAN BAKU LOGAM YANG SUDAH DISTERILKAN
Alat-alat yang
terbuat dari logam misalnya besi, tembaga maupun alumunium sering terjadi
karatan. Untuk menghindari terjadinya hal demikian maka alat-alat tersebut
harus disimpan pada tempat yang mempunyai temperatur tinggi (sekitar 37oC) dan
lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap
air, sebelum alat tersebut disimpan maka alat tersebut harus bebas dari kotoran
debu maupun air yang melekat, kemudian olesi dengan olie atau parafin.
2. PERAWATAN
ALAT DARI BAHAN BAKU KACA SETELAH DISTERIL
Bahan baku kaca
banyak dipakai dalam laboratorium medis. Ada beberapa keuntungan dan kelemahan
dari bahan baku kaca tersebut.
Keuntungan:
Bahan baku kaca
tahan terhadap reaksi kimia, terutama bahan gelas pyrex, tahan terhadap
perubahan temperatur yang mendadak, koefisien muai yang kecil dan tembus cahaya
yang besar.
Kelemahan:
Mudah pecah
terhadap tekanan mekanik, dan mudah tumbuh jamur sehingga menggagu daya tembus
sinar, kadang-kadang dengan menggunakan kain katun untuk membersihkan saja
timbul goresan.
Dengan
memeperhatikan keuntungan dan kelemahan dari bahan gelas, maka dalam segi
perawatan maupun memperlakukan alat-alat gelas harus memperhatikan:
a. Penyimpanan
pada ruangan yang suhunya berkisar 27oC-37oC dan beri tambahan lampu
25 watt
b. Ruangan
tempat penyimpana diberi bahan silikon sebagai zat higroskopis.
c. Gunakan
alkohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk membersihakan debu
dari permukaan kaca. Usahakan pada waktu membersihkan lensa jangan sampai
merusak lapisan lensa.
d. Pada
waktu memanaskan tabung reaksi hendaknaya ditempatkan diatas kawat kasa, atau
boleh melakukan pemanasan asal bahan baku dari pyrex.
e. Gelas
yang direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung kedalam air yang sedang
mendidih melainkan gelas dimasukkan ke dalam air dingin kemudian dipanaskan
secara perlahan-lahan. Sebaiknya untuk pendinginan mendadak tidak
diperkenankan.
f. Membersihkan
kotoran dari kaca sebaiknya segera setelah dipakai dapat menggunakan:
-
Air bersih
-
Detergen: menghilangkan
efek lemak dan tidak membawa efek lemak
-
Larutan
· kalium
dichromat : 10 gram
· Asam
belerang : 25 ml.
· Aquades :
75 ml.
3. PERAWATAN
ALAT DARI BAHAN BAKU KARET
Sarung tangan
dari karet mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama. Untuk
menghindari kerusakan dari bahan baku karet, sebelum melakukan penyimpanan
mula-mula bersihkan kotoran darah atau cairan obat dengan cara mencuci dengan
sabun kemudian dikeringkan dengan menjemur dibawa sinar matahariatau hembusan
udara hangat. Setelah itu taburi tal pada seluruh permukaan karet.
Penyimpanan alat alat yag telah
disterilkan
Penyimpanan berarti
mengelolah barang yang ada dalam persediaan, dengan maksud selalu dapat
menjamin ketersediannya bila sewaktu – waktu dibutuhkan presiden. Pada tahap
penyimpanan, seluruh alat steril disimpan pada ruangan dengan kaidah ‘clean
room’, dimana suhu dan kelembapan diatur, pembatasan lalu lintas personel,
fentilasi agar pertekanan positif, dan mekanisme lain agar terbebas dari
kotoran dan debu sampai alat akan digunakn kembali. Distribusi alat keluar dari
tempat penyimpanan harus dengan lalu lintas personel minimal diwilayah steril
untuk menjaga kondisi alat tetap steril. Untuk distribusi, petugas pelaksanaan
operasional dan pemeliharaan alat sterilisasi sentral menyerahkan alat alat
yang telah steril kepetugas administrasi sterilisasi sentral yang kemudian alat
dapat diambil petugas rungan agar dapa digunakan operator. Ada dua macam alat
yang dilihat dari cara penyimpanan, yakni :
1.
Alat yang dibungkus
Dalam kondisis penyimpanan yang optimal dan penanganan
yang minimal, dinyatakan steril sepanjang bungkus tetap kering dan utuh. Untuk
penyimpanan yang optimal,simpan bungkusan seteril dalam
lemari tertutup dibagian yang tidak terlalu sering dijamah, suhu udara dan
seajuk atau kelembapan rendah. Jika alat-alat tersebut tidak dipakai dalam
waktu yang lama, alat tersebut harus disterilkan kembali sebelum pemakaian.
Alat yang tidak dibungkus harus segera diguanakan setelah dikeluarkan . jangan
menyimpan alat dengan merendam dalam larutan .
2.
Pengelolaan benda tajam
Benda tajam sangat beresiko untuk menyebabkan
perlukaan sehingga meningkatkan terjadinya penularan penyakit melalui kontak
darah, untuk menghindari perlukaan atau kecelaan kerja maka semua benda tajam
harus digunakan sekali pakai, dengan demikian jarum suntik bekas tidak boleh
digunakan lagi. Tidak dianjurkan untuk
melakukan daur ulang atas pertimbangan penghematan karena 17% kecelakaan kerja
disebabkan oleh luka tusukan sebelum atau selama pemakaian. salah satu contoh
cara yang dianjurkan untuk mencegah perlukaan akibat penggunaan jarum suntik
yaitu jarum suntik tersebut langsung dibuang ketempat sementaranya tanpa
menyentuh atau memanipulasi bagian tajamnya sperti dibengkokkan. Dipatahkan ata
ditutup kembali. Jika jarum terpaksa ditutup kembali, gunakanlah cara penutupan
dengan satu tangan untuk mencegah jari tertusuk jarum.
BAB III
PENUTUP
2.6 Kesimpulan
Ø Jenis
dan Tipe Alat Kesehatan
1. Alat
dari kaca (Taung reaksi)
berfungsi untuk tempat
dimana kita mereaksikan bahan kimia dalam laboratorium
2. Alat
dari logam (Refleks hammer)
berfungsi untuk memeriksa
kemampuan refleksi dari bagian-bagian tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita
3. Alat
dari plastic (Infus set)
berfungsi untuk
melakukan pemasangan infus.
4. Alat
dari kain (Sprei)
berfungsi untuk untuk menutupi
kasur
Alat dari
5. Alat dari (pipet) berfungsi untuk pengujian-pengujian
biologi molekul, kimia analitik, juga kedokteran
6. Alat
dari karet (cathether)
berfungsi untuk mengeluarkan/ pengambilan urine
2.7 Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu saya sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari seluruh pihak demi sempurnanya makalah ini. Saran yang dapat penulis
berikan adalah agar mahasiswa dapat memahami tentang proses sterilisasi serta
macam-macam sterilisasi. Pada makalah berikutnya menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA